19 November 2011

KORELASI PARSIAL

Korelasi parsial atau partial correlation menghitung koefesien yang menggambarkan hubungan linier antara dua variabel dengan melakukan pengontrolan efek yang muncul karena penambahan satu atau dua variabel lain. Korelasi digunakan untuk mengukur hubungan linier dua variabel. Jika hubungan kedua variabel tidak cocok untuk mengukur hubungan kedua  variabel tidak linier, maka koefsien korelasi tidak cocok untuk mengukur hubungan kedua variabel tersebut.
 

 
 "We Use partial correlations to find out the size of the unique portion of variance. Therefore, we could conduct a partial correlation between exam anxiety and exam performance while controlling the effect of revision time"(Andy Field, 2006).
 
Sebelumnya kita sudah mengenal korelasi Pearson, Rank Spearman dan Kendall 'Tau. Korelasi tersebut adalah korelasi bivariate yang digunakan untuk mengukur hubungan linier dua variabel. Namun untuk korelasi parsial hubungan linier tersebut akan ditambahkan satu variabel lagi sebagai variabel pengontrol. Variabel pengontrol berfungsi sebagai pengontrol hubungan tersebut, apabila ditambahkan korelasinya akan terjadi perubahan atau tidak.
Perubahan korelasi tersebut dapat dibandingkan untuk kasus yang sama dengan data yang sama yaitu pengujian korelasi bivariate dan uji parsial.

Contoh kasus
Kita ingin meneliti berapa besar hubngan antara jumlah salesman dan pembelian produk. Sebagai variabel kontrol kita menggunakan variabel harga.
Langkah analisis :
  1. Klik Analyze<Correlate<Partial
  2. Masukkan variabel sales dan pembelian ke kolom variable(s)
  3. Masukkan variabel harga ke kolom controlling for
  4. Klik OK

Hipotesis :

H0 = hubungan antara slaes dan pemeblian dengan dikontrol oleh variabel harga tidak signifikan

H1 = hubungan antara sales dan pembelian dengan dikontrol variabel harga signifikan.

Kriterian pengujian : Tolak hipotesis nol (H0) jika nilai signifkansi p-value < 0.05

Hasil pengujian Korelasi Parsial dengan SPSS

 

Tabel Correlations

Perhatikan pada tabel di atas yaitu koefisien korelasi sales dengan pembelian tanpa kontrol menunjukkan hasil koefisien sebesar 0.827 dengan nilai p-value 0.000. Karena nilai p-value 0.000< 0.05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan. Angka 0.827 memberikan bukti bahwa ada korelasi yang sangat kuat dan searah. searah artinya apabilai jumlah sales bertambah (besar) maka pembelian juga meningkat (besar). Kita dapat mengetahui searah atau tidak searah dapat dilihat pada nilai pearson correlation, jika (+) berarti searah dan (-) tidak searah.

Tabel Correlation 2

Sedangkan nilai korelasi dengan memasukan variabel harga sebagai variabel kontrol memperoleh nilai koefisien korelasi sales dengan pembelian sebesar 0.814 dan nilai p-value 0.000. Nilai koefisien korelasi mengalami sedikit penurunan dari 0.814 dengan kontrol dibanding tanpa kontrol sebesar 0.827. Namun masih signifikan dan hubungan korelasi keduanya masih kuat.

Baca juga :

1. Validitas dan Reliabilitas

2. Analisis Korelasi dan Asosiasi

3. Korelasi Pearson

Referensi :

Field,A. (2009).Discovering Statistics Using SPSS 3rd. London: Sage Publications

Hall, J.L. (2010). A Guide to Doing Statistics. New York : Rouledge Francis & Taylor

Yamin,S dan Kurniawan,H. (2009). SPSS Complete : Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Sofware SPSS. Jakarta : Salemba Infotek

Tidak ada komentar: