28 Agustus 2021

Pengantar Penelitian Eksperimen

Sejarah penelitian eksperimen diawali sekitar tahun 1935 oleh Sir Ronald Fisher yang mempublikasikan bukunya berjudul " The Design of Experiments". Sir Ronald Fisher adalah ahli statistik yang bekerja di Rothamsted Experimetal Station yang mengembangkan ide dasar dari Analysis of Variance (ANOVA) antara tahun 1919-1925. 

 

Pada tahun 1923 analysis of variance untuk dua treatment factor design merupakan cara yang mudah dan lazim dilakukan. Kemudian ditahun 1924 Fisher mempekenalkan Latin Square Design dalam kaitanya dengan Forest Nursery Experiment.

Dalam desain penelitian langkah pertama yang dilakukan yaitu bagaimana memahami pertanyan penelitian yang akan dijawab dan melakukan identifikasi variabel atau faktor apa yang akan dipahami (variabel dependen). Langkah kedua memilih variabel independen yang digunakan untuk mengembangkan hipotesis. Langkah ketiga menetralisir pengaruh hopotesis rival sebanyak mungkin dengan cara melakukan kontrol dari pengaruh variabel extraneus yaitu variabel yang mungkin dapat berpengaruh terhadap variabel dependen tetapi tidak terjadi perhatian utama dari penelitian tersebut.

Dalam penelitian eksperimen bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap dependen, misalnya pengaruh rasa mood terhadap kinerja intelektual. Kita tidak dapat menghilangkan pengaruh variabel lain selain rasa mood terhadap variabel kinerja intelektual. Variabel yang mungkin dapat berpengaruh terhadap kinerja intelektual seperti waktu tidur dan kecemasan (anxiety). Sehingga variabel-variabel tersebut akan mempersulit penilaian pengaruh rasa mood terhadap kinerja intelektual. Oleh sebab itu variabel-variabel tersebut dinamakan Variable Nuisance atau Variabel NV, karena variabel-variabel tersebut dapat menyebabkan terjadinya eror measurement (kesalahan pengukuran).

Ada 2 jenis atau model desain eksperimen yaitu true experimental (eksperimen murni) dan quasi-experimental. Desain quasi experimental dilakukan jika data berasal dari suatu kejadian yang timbul tanpa adanya perlakuan dari si peneliti. Sedangkan dalam desain true experimental dilakukan :

  1. Pada penelitian yang mampu secara eksplisit memanipulasi satu atau lebih variabel independen.
  2. Partisipasi atau subjek dikelompokan ke dalam kelompok kontrol atau eksperimen umumnya untuk randomisasi.

Jadi jika desain penelitian tidak memiliki atribut seperti di atas maka desain penelitian disebut quasi experimental. 

Misalnya kita ingin meneliti apakah pada usia remaja dan dewasa seorang berpenaruh terhadp pembelian di marketplace "Kulakanku". Dalam model ini usia remaja dan dewasa sebagai variabel independen sedangkn pembelian sebagai variabel dependen.  Untuk variabel independen yaitu usia remaja dan dewasa tidak dapat dimanipulasi level atau tingkat usia tersebut karena telah ada dalam realitas. Karena tidak ada intervensi pada level independen, maka interpretasi hubungan sebab akibat dari hasil penelitian quasi experimental lebih sulit dibandingkan dengan hasil penelitian dengan desain true experimental.

Jika dalam penelitian kita ada intervensi yaitu denagn program Gebyar 11-11 terhadap pemeblian di market place  KulakanKU. Untuk variabel independen yaitu program Gebyar 11-11merupakan intervensi dari sipeneliti pada variabel independen. Dengan intervensi tersebut, peneliti dapat mengetahui pengaruh Gebyar 11-11 terhadap pembelian di Market plac KulakanKU. Ada beberapa kelebihan desain penelitian true experimental yaitu :

  1. Terpenuhinya hubungan kausalitas (sebab akibat) karena adanya maipulasi langsung oleh si peneliti pada variabel independen.
  2. Dalam pengendalain/kontrol untuk menetralisir pengaruh non eksperimen terhadap variabel dependen sangat berbeda. Semakin tinggi tingkat pengendalian/kontrol sksn semakin mendekati true eksperimental.
  3. Memiliki validitas internal yang tinggi dan validitas eksternal yang rendah dibandingkan dengan desain quasi eksperimental.

Ada tiga (3) pengujian validitas dalam penelitian eskperimen yaitu validitas konstruk, validitas internal dan validitas eksternal :

  1. Validitas konstruk. Construct validity has to do with the logic of items which comprise measures of concepts (construct). A construct is a way of defining something, and to the extent that a researcher's (proposed construct is at odds with the exiting literature on related hypothesized relationships using other measures, it is construct validity is suspect" (Garson, 2013). Validitas konstruk pada dasarnya dilakukan untuk mengukur seberapa jauh variabel dalam penelitian dapat mencerminkan konstruk teoritisnya yang ingin diukur dimana hubungan sebab akibat yang diinvestugasi.
  2. Validitas Internal : "Internal validity has to do with defending againts sources of bias arising in research design, which would effect the cause-effect process being studied by introducing covert variables" (Garson, 2013). Validitas internal digunakan untuk mengukur seberapa jauh variasi di dalam variabel dependen yang dapat disebabkan oleh variasi pada variabel independennya. Dalam penelitian eksperimen tentu saja ada variabel lain yang dapat mempengaruhi variabel dependen yang tidak dimasukkan dalam model. Variabel-variabel ini dketahui akan dapat mengganggu partisipan dan sangat sulit menilainya. Variabel-variabel ini disebut Variabel Nuissance.
  3. Validitas Eksternal. "External validity has to do with possible bias in process of generalizing conclusions from a sample to population, to other subject populations, to other settings, and/or to other time period". (Garson, 2013). Validitas eksternal merupakan gambaran sejaug mana hasil penelitian dapat digeneralisasi dengan sampel lain pada waktu, dan kejadian yang lainnya. Desain penelitian ekperimen memiliki validitas internal yang tinggi tetapi validitas eksternal yang rendah. Sedangkan penelitian survei, memiliki validitas eksternal tinggi tetapi validitas internal yang rendah.

Ada delapan (8) ancaman terhadap validitas internal yaitu :

  1. History. Kejadian yang mungkin timbulmdiluar perkiraan saat pretest dan postest yang dapat menjelaskan hal lain dari pengaruh variabel independen terhadap dependen.
  2. Maturation. Proses yang terjadi pada diri responden atau sosial ekonomi yang dapat menghasilkan perubahan seperti pertumbuhan, pembelajaran, kelelahan dan lain sebagainya.
  3. Instability. Terjadi karena tidak reliabilitasnya alat ukur, fluktuasi dalam sampel atau orang.
  4. Testing. Adanya pengaruh test pertama dan kedua, adanya publikasi  indikator sosial ekonomi sebelum dan sesudah membacanya.
  5. Instrumentation. Adanya ukuran yang tidak ekuivalen dan dianggap ekuivalen. Hal ini bisa terjadi karena perubahan kalibrasi instrumen pengukuran atau perubahan diri pengamat yang menghasilkan perubahan hasil pengukuran.
  6. Regression Artifact. Pergeseran semu yang terjadi saat orang atau unit perlakuan terpilih karena berdasarkan skor ekstrim.
  7. Selection.Timbul bias dari perbedaan pemilihan kelompok pembanding sehingga menimbulkan perbedaan tingkat rata-rata.
  8. Experimental Morality. Bias perbedaan yang timbul karena tingkat perbedaan maturity atau perubahan otonom.

Baca juga :

1. Desain Penelitian Ekperimen

2. Analisis One Way Anova

3. Analisis Two Way Anova

4. Uji Kruskall Wallis

Referensi :

Gamst,G.et.al. (2008). Analysis of Variance Designs : A Conceptual and Computational Approach with SPSS and SAS. Cambridge: Cambridge University Press.

Garson,G.D. (2013). Research Design. Statistical Associates Blue Book Series. Statistical Publishing.

Ghozali,I. (2008). Desain penelitian Eksperimental : Teori Konsep dan Analisis dengan SPSS 16. Semarang : Badan Penerbit Undip.

Montgomery, D.C. (2017). Design and Analysis of Experiments 9th. Arizona: John Wiley and Sons.

Tidak ada komentar: