Dalam analisis Structural Equation Modeling (SEM) harus didasarkan pada kuatnya teori yang mendukungnya. Oleh karena hal itu SEM digunakan dalam konteks Confirmatory. Konseptualisasi model SEM baik pada model SEM PLS (variance base) maupun SEM (covariance base) dilakukan dalam dua hal :
1. Hubungan hipotesis antar variabel laten.
Pada tahap ini difokuskan pada model struktural dan harus mempresentasikan kerangka teoritis yang kuat. Untuk itu harus dapat dibedakan dengan jelas mana variabel eksogenous (laten independen) dan mana variable endogenous (laten dependen). Tidak setiap variabel endogen merupakan variabel dependen. Sebagai contoh dalam model dengan variabel Organizational Commitment sebagai intervening atau mediator. Dalam model hubungan pengaruh
Enviromental Perceptions dan
Attitude Toward Coworkers terhadap
Organizational Commitment, variabel organizational Commitment Commitment merupakan variabel endogen. Tetapi dalam model yang lain yaitu dengan adanya variabel
Staying Intention, karena Staying Intention dipengaruhi oleh
Organizational Commitment maka variabel
Organization Commitment menjadi variabel eksogen. Sekarang sudah jelas bahwa Organization Commitment dapat menjadi variabel endogen pada model hubungan pertama, tetapi dapat menjadi variabel eksogen pada model hubungan kedua.
Kemudaian menentukan arah pengaruh antara variabel eksogen dengan endogen tersebut. Apakah berpengaruh positif atau berpengaruh negatif. Pada penentuan inilah dukungan teori dan penelitian sebelumnya sangat diperlukan. Dari dukungan teori diperoleh arah hubungan pengaruh sebagai berikut :
- Enviromental perception berpengaruh positif terhadap Organization Commitment.
- Enviromental perception berpengaruh positif terhadap Staying Intention.
- Attitude Toward Co-workers berpengaruh positif terhadap Organizational Commitment.
- Attitude Toward Co-workers berpengaruh positif terhadap Staying Intention.
- Organizational Commitment berpengaruh positif terhadap Staying Inyention.
Gambaran model sebagai berikut :
|
Konseptualisasi Model | | | |
2. Model pengukuran dan hubungan dengan operasionalisasi variabel laten
Pada tahap ini difokuskan pada model pengukuran dan menguhubungkan dengan operasionalisasi variabel laten. Karena variabel laten tidak mampu mengukur langsung maka membutuhkan variabel lain sebagai pengukurnya.Variabel pengukur langsung ini dinamakan sebagai indikator (manifest variable). Untuk mendapatkan indikator-indikator pengukur pada masing-masing variabel laten baik eksogen maupun endogen harus disesuaikan dengan operasionalisasi dari variabel laten tersebut. Hal ini penting dilakukan sehingga indikator-indikator yang diperoleh tersebut apakah nantinya berbentuk indikator formatif atau reflektif. Untuk program AMOS, Lisrel, EQS karena kovarian base hanya dapat digunakan untuk indikator reflektif. Sedangkan program PLS (varian base) dapat digunakan untuk indikator reflektif dan formatif.
Pada indikator reflektif memprensetasikan bahwa variabel laten mempengaruhi indikator (arah panah dari variabel laten ke indikator). Sedangkan indikator formatif bahwa indikator mempengaruhi variabel laten (arah panah dari indikator ke variabel laten). Dari model di atas, bahwa indikator-indikator yang mempresentasikan sebagai pengukur pada masing-masing variabel laten sebagai berikut :
- Enviromental Perception, diukur dengan 4 indikator :
- X1 : I am very comfortable with my physical work enviroment
- X2 : The place I work in is designed to help me do my job better
- X3 : There are few obstacles to make me less productive in my workplace
- X4 : What term best describes your work environment?
- Attitudes To wards Co-workers diukur dengan 4 indikator yaitu:
- X5 : How happy are you with the work of your coworkers?
- X6 : How do you feel about your coworkers?
- X7 : How often to you do things with your coworkers on your day off?
- X8 : Generally. how similar are your coworkers to you?
- Organizational commitment diukur dengan 4 indikator yaitu :
- Y1 : My work gives me a sense of accomplishment
- Y2 : I am willing to put in great deal of effort beyond that normally expected to help..be succesfull
- Y3 : I have a sense of loyalty
- Y4 : I proud to tell others that I work
- Staying Intention diukur dengan 4 indikator :
- Y6 : I am not activalty searching for another job
- Y7 : I seldom looks at the job listing
- Y8 : I have no interest in searching for a job in the next year
- Y9 : How likely is that you will be working at...one year from today
Setelah diidentifikasi indikator-indikatornya, kemudian mengilustrasikan konseptualisasi memalui diagram alur (path diagram). Path Diagram ini merupakan representasi grafik mengenai hubungan antar variabel satu dengan yang lain dan memberikan pandangan menyeluruh menganai struktur model. Path diagram yang terbentuk sebagai berikut :
|
Model SEM dengan variabel Laten dan Indikatornya |
Dari hasil model tersebut di atas dapat diajukan 5 (lima) hipotesis sebagai berikut :
- Hipotesis 1 : terdapat pengaruh yang signifikan Enviromental perception terhadap Organizational Commitment
- Hipotesis 2 : terdapat pengaruh yang signifikan Enviromental perception terhadap Staying Intention.
- Hipotesis 3 : terdapat pengaruh yang signifikan Attitude to ward Co-workers terhadap Staying Intention
- Hipotesis 4 : terdapat pengaruh yang signifikan Attitude To ward Co-workers berpengaruh terhadap Organizational commitment
- Hipotesis 5 : terdapat pengaruh yang signifikan organizational commitment berpengaruh terhadap Staying Intention
Transformasi
Model ke dalam bentuk Persamaaan
Untuk membuat model lebih spesific maka dibuat dengan notasi-notasi yang standar untuk membedakan elemen-elemen pada model tersebut. Dengan menggunakan notasi-notasi standar dapat memberikan manfaat dalam mengekspresikan model sekompleks mungkin dengan menggunakan terminologi standar dan diterima secara umum.
Notasi-notasi yang digunakan sebagai acuan pada elemen-elemen model sebagai berikut
:
ξ(ksi)
= variabel laten eksogen (independen)
yang digambar dalam bentuk bulat/lingkaran.
η (eta) =
variabel laten endogen yang digambarkan dalam bentuk bulat/lingkaran.
Ɣ (gamma) = Pengaruh langsung dari variabel laten
eksogen ke variabel laten endogen.
β (beta) =
Pengaruh langsung dari variabel endogen ke variabel laten endogen.
X = indicator dari variabel laten eksogen.
Y = indicator dari variabel laten endogen.
𝛌(lamda) = Hubungan antara variabel laten
eksogen atau endogen terhadap indikatornya.
δ
(delta) = Kesalahan pengukuran
(measurement error) dari variabel laten eksogen.
ε (epsilon) = kesalahan pengukuran dari indicator
variabel endogen.
ζ (zeta) = kesalahan pengukuran dari variabel
eksogen dan/atau endogen ke variabel endogen.
|
Model dalam bentuk Persamaan |
Persamaan Model Pengukuran
|
Persamaan Model Pengukuran |
Persamaan Model Struktural
|
Persamaan Model struktural |
Referensi :
Byrne,B.M. (2010). Structural Equation Modeling with AMOS: Basic
Concepts, Applications, and Programming 2nd. New York: Rouledge Taylor
& Francis
Ferdinand, A. (2014). Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Semarang. BP Universitas Diponegoro
Ghozali, I dan Fuad . (2014). Structural Equation Modeling : Teori,
Konsep, dan Aplikasi dengan Program Lisrel 9.10 Edisi 4. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kline,R.B. (2011). Principles and Practice of Structural Equation Modeling 3rd. New York London: Guilford Press
Loehlin,J.C.
(2004). Latent Variable Modeling 4th: an Introduction to factor,path,
and structural equation analyisis. New Jersey London: Lawrence Erlbaum
Association
Maruyama,G.M. (1997). Basics of Structural Equation Modeling. London New York: Sage Publication
Mulaik,S. (2009). Linear Causal Modeling with Structural Equations. London New York: CRC Press
Muller,R.O. (1996). Basic Principles of Structural Equation Modeling : An Introduction of Lisrel and EQS. New York: Springer
Raykov,T
and Marcoulides,G.A. (2006). A First Course in Structural Equation
Modeling 2nd. New Jersey London: Lawrence Erlbaum Associates
Schumacker,R.E
And Lomax, R.J. (2010). A Beginner's Guide Structural Equation Modeling
3rd. New Jersey London:Lawrence Erlbaum Associates